PUBLIC RELATIONS IN CYBER ERA
Tulisan ini adalah bahan diskusi PR yang dilakukan oleh PURITY (Public Relations Community ) UMY yang dilaksanakan tanggal 3 Juni 2009 di LOBBY Hukum UMY:
Era internet menciptakan paradigma baru sekaligus tantangan
baru. Tidak hanya mempengaruhi dunia marketing, branding namun juga Public Relations sebagai salah satu fungsi strategis pada organisasi dan perusahaan.
Menarik apabila kita mencermati perubahan era digital pada public relations, apabila 10-15 tahun yang lalu social media tools belum di"ketemukan", maka pada saat ini kita akan menemui media-media komunikasi horizontal baik berbasis blog, maupun social media tools seperti Facebook, Twitter dan lain sebagainya. Apabila dicermati pada media sosial ini , organisasi , korporasi memanfaatkan semaksimal mungkin untuk melakukan kegiatan komunikasi (pemasaran ) dan melakukan kegiatan PR-ing (membangun citra/image), juga lihat pada bagaimana perusahaan -perusahaan memanfaatkan website mereka untuk melakukan kegiatan pemasaran dan membangun image misalnya Garuda Food, Unilever, P&G, Shell, Pertamina, Toyota, Body Shop, Mc Donalds dan Tupperware, bahkan newletter perusahaan yg dikirimkan kepada eksternal stakeholdernya pun tidak lagi melalui imprinted melainkan dikirimkan melalui online. Kesuksesan Toyota dalam penjualan New Corolla Altis beberapa waktu yang lalu tidak lepas dari peran media baru, yaitu memanfaatkan keberadaan para blogger. Seiring dengan tumbuhnya on line communities maka perusahaan berusaha untuk memperluas target sasarannnya/pasarnya pada kelompok ini (catatan : 44 % dari populasi pengguna internet saat ini terhubung dengan dunia maya dan 70% diantara mereka menghabiskan watu lebih dari 2 jam untuk berinternet ria) . Disisi lain tingkat kepemirsaan media konvensional seperti TV, media cetak dan radio cenderung menurun. Penggunaan media online digunakan sebagai media komunikasi, termasuk dalam Public Relations. Praktik kegiatannya biasa dikenal dengan istilah e-public relations atau cyber-public relations. Yaitu seorang PR yang menggunakan media internet sebagai media publisitas. Jika media konvensional seperti TV, media cetak, radio, dll hanya dapat melakukan one to many relations. Internet dapat mengembangkan one to one communication.
Sekarang ini bahkan keluhan pelanggan /customer pada perusahaan dapat disampaikan melalui media on line ini. Komplain dapat disampaikan kapan saja , karena media online ini berkekuatan interaktif dan 24 jam secara terus menerus.Media sosial juga dilakukan untuk melakukan internal Pr-ing, beberapa perusahaan memanfaakan media sosial seperti FaceBook untuk berkomunikasi secara horizontal, mengkomunikasikan tujuan dan melakukan koordinasi. Perkembangan teknologi terutama perkembangan internet telah banyak membantu pekerjaan seorang PR. Teknologi telah mengubah bagaimana PR harus dijalankan dan menuntut kemampuan atau kompetensi seorang PR untuk memanfaatkan atau menggunakan media baru tersebut. Dengan adanya perkembangan di dunia teknologi informasi tentu saja memperluas sarana untuk melakukan komunikasi. Dalam hal ini seorang PR yang handal harus tanggap untuk memanfaatkan media-media terbaru sebagai instrument aplikasi tugasnya.
Esensi dari Online Public Relations adalah percepatan informasi. Internet telah mengubah cara banyak perusahaan dalam menangani kontak pers dan kegiatan yang berhubungan dengan media relatios. Selain itu keuntungannya yang dapat diperoleh antara lain jangkauan secara global/dunia, banyaknya informasi yang tersedia dan aktual , mengembangkan investor relations, dapat mempertinggi kontak dengan media, akses yang mudah, biaya efisien. Dengan internet, perusahaan memiliki kemampuan berkomunikasi lebih tinggi dan memiliki nilai tambah yang membedakannya dengan perusahaan lainnya. Internet membuka pintu untuk komunikasi dua arah antara perusahaan dan publiknya.
Pembangunan branding online dilakukan melalui sarana email, presskit, website, weblog, blog, milis, newsgroup, ezine, e-newsletter, direct email, iklan online, online media relations, investor relations dan alat-alat komunikasi pemasaran lain di dunia online.Di dunia maya, konsumen bisa mengekspresikan kehendak mereka tanpa tergantung pada media mainstream. Mereka dapat membentuk komunitas online mereka sendiri, baik berbasis hobi maupun sebuah brand yang dimiliki atau disukai. Bahkan, mereka juga bisa saling berbagi informasi melalui blog, forum, dan media online. Termasuk, menjalin networking melalui social media seperti Facebook, Friendster, Twitter, Plukr, Linkedin, dan sebagainya. Pr dapat menagkap peluang ini untuk melakukan kegiatan Marketing PR atau membangun image perusahaan dan atau produk serta mengedukasi konsumen
Menurut Ong Hock Chuan, Penasihat Teknis dan pendiri Maverick pada seminar yang diadakan oleh majalah Mix Marketing beberapa waktu yang lalu, dalam membuat rencana untuk digital PR campaign, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Di antaranya, know your audience, be clear about your objective, decide on strategy, and decide on channel to implement against strategy.
Hanny Kusumawati Associate Head of New Media Division dalam seminar tersebut menjelaskan mengenai obyektif dari penggunaan media online sebagai media baru. Menurut Hanny, ada lima hal yang menjadi obyektif dari penggunaan media baru tersebut. Kelimanya adalah listening, talking, energizing, supproting dan embracing. “Kelimanya tidak harus semua dipakai, tapi pilih salah satu yang tepat, sesuai dengan obyektif dari perusahaan,” jelas Hanny.
Hanny pun memberikan contoh perangkat apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai lima obyektif di atas. Perangkat Listening misalnya, berupa googlereader dan RSS—teknologi untuk memonitor berita. Talking dapat menggunakan perangkat blog, seperti wordpress dan blogger. Adapun Energizing, bisa menggunakan facebook, Myspace, Linkedin, Friendster, dan lainnya sebagai tools. Untuk obyektif Supporting, perangkat yang dapat dimanfaatkan adalah discussion group seperti google group, yahoo group, dan sebagainya. Terakhir, untuk obyektif Embracing, seluruh perangkat yang telah disebutkan di atas dapat menjadi pilihan (Use the channel above to do crowsourcing).
Dengan adanya perkembangan media baru ini maka kompetensi PR selayaknya tidak hanya terbatas pada penguasaan konseptual ( keahlian kognitif) tetapi juga ditambah dengan penguasaan (keahlian) teknis untuk mengoperasikan new media (media baru ) tersebut. PR tidak hanya bs menjadi seorang juru bicara (spoke person) namun di sisi lain dia juga memiliki kemampuan tuk dapat membuat sebuah konsep blog dan website dengan baik, memanfaatkan secara konstruktif media-media sosial yang ada, facebook misalnya, adalah smart media yang dapat kita pakai untuk menjaring networking sosial dengan para stakeholder kita, yahoo group atau google group dapat digunakan PR untuk menjaring pendapat (opini publik). Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media baru adalah beberapa kelemahan yang muncul, misalnya kemungkinan terjadinya delayed feedback (Snail Mail , misalnya).
Medium komunikasi yang lain face to face communcation , small group communication, large group communication dan media Pr yang lain tentu tetap diperlukan dan sifatnya tentu saja saling melengkapi, karena masing-masing media memiliki kelebihan dan kekurangan .
Era internet menciptakan paradigma baru sekaligus tantangan
baru. Tidak hanya mempengaruhi dunia marketing, branding namun juga Public Relations sebagai salah satu fungsi strategis pada organisasi dan perusahaan.
Menarik apabila kita mencermati perubahan era digital pada public relations, apabila 10-15 tahun yang lalu social media tools belum di"ketemukan", maka pada saat ini kita akan menemui media-media komunikasi horizontal baik berbasis blog, maupun social media tools seperti Facebook, Twitter dan lain sebagainya. Apabila dicermati pada media sosial ini , organisasi , korporasi memanfaatkan semaksimal mungkin untuk melakukan kegiatan komunikasi (pemasaran ) dan melakukan kegiatan PR-ing (membangun citra/image), juga lihat pada bagaimana perusahaan -perusahaan memanfaatkan website mereka untuk melakukan kegiatan pemasaran dan membangun image misalnya Garuda Food, Unilever, P&G, Shell, Pertamina, Toyota, Body Shop, Mc Donalds dan Tupperware, bahkan newletter perusahaan yg dikirimkan kepada eksternal stakeholdernya pun tidak lagi melalui imprinted melainkan dikirimkan melalui online. Kesuksesan Toyota dalam penjualan New Corolla Altis beberapa waktu yang lalu tidak lepas dari peran media baru, yaitu memanfaatkan keberadaan para blogger. Seiring dengan tumbuhnya on line communities maka perusahaan berusaha untuk memperluas target sasarannnya/pasarnya pada kelompok ini (catatan : 44 % dari populasi pengguna internet saat ini terhubung dengan dunia maya dan 70% diantara mereka menghabiskan watu lebih dari 2 jam untuk berinternet ria) . Disisi lain tingkat kepemirsaan media konvensional seperti TV, media cetak dan radio cenderung menurun. Penggunaan media online digunakan sebagai media komunikasi, termasuk dalam Public Relations. Praktik kegiatannya biasa dikenal dengan istilah e-public relations atau cyber-public relations. Yaitu seorang PR yang menggunakan media internet sebagai media publisitas. Jika media konvensional seperti TV, media cetak, radio, dll hanya dapat melakukan one to many relations. Internet dapat mengembangkan one to one communication.
Sekarang ini bahkan keluhan pelanggan /customer pada perusahaan dapat disampaikan melalui media on line ini. Komplain dapat disampaikan kapan saja , karena media online ini berkekuatan interaktif dan 24 jam secara terus menerus.Media sosial juga dilakukan untuk melakukan internal Pr-ing, beberapa perusahaan memanfaakan media sosial seperti FaceBook untuk berkomunikasi secara horizontal, mengkomunikasikan tujuan dan melakukan koordinasi. Perkembangan teknologi terutama perkembangan internet telah banyak membantu pekerjaan seorang PR. Teknologi telah mengubah bagaimana PR harus dijalankan dan menuntut kemampuan atau kompetensi seorang PR untuk memanfaatkan atau menggunakan media baru tersebut. Dengan adanya perkembangan di dunia teknologi informasi tentu saja memperluas sarana untuk melakukan komunikasi. Dalam hal ini seorang PR yang handal harus tanggap untuk memanfaatkan media-media terbaru sebagai instrument aplikasi tugasnya.
Esensi dari Online Public Relations adalah percepatan informasi. Internet telah mengubah cara banyak perusahaan dalam menangani kontak pers dan kegiatan yang berhubungan dengan media relatios. Selain itu keuntungannya yang dapat diperoleh antara lain jangkauan secara global/dunia, banyaknya informasi yang tersedia dan aktual , mengembangkan investor relations, dapat mempertinggi kontak dengan media, akses yang mudah, biaya efisien. Dengan internet, perusahaan memiliki kemampuan berkomunikasi lebih tinggi dan memiliki nilai tambah yang membedakannya dengan perusahaan lainnya. Internet membuka pintu untuk komunikasi dua arah antara perusahaan dan publiknya.
Pembangunan branding online dilakukan melalui sarana email, presskit, website, weblog, blog, milis, newsgroup, ezine, e-newsletter, direct email, iklan online, online media relations, investor relations dan alat-alat komunikasi pemasaran lain di dunia online.Di dunia maya, konsumen bisa mengekspresikan kehendak mereka tanpa tergantung pada media mainstream. Mereka dapat membentuk komunitas online mereka sendiri, baik berbasis hobi maupun sebuah brand yang dimiliki atau disukai. Bahkan, mereka juga bisa saling berbagi informasi melalui blog, forum, dan media online. Termasuk, menjalin networking melalui social media seperti Facebook, Friendster, Twitter, Plukr, Linkedin, dan sebagainya. Pr dapat menagkap peluang ini untuk melakukan kegiatan Marketing PR atau membangun image perusahaan dan atau produk serta mengedukasi konsumen
Menurut Ong Hock Chuan, Penasihat Teknis dan pendiri Maverick pada seminar yang diadakan oleh majalah Mix Marketing beberapa waktu yang lalu, dalam membuat rencana untuk digital PR campaign, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Di antaranya, know your audience, be clear about your objective, decide on strategy, and decide on channel to implement against strategy.
Hanny Kusumawati Associate Head of New Media Division dalam seminar tersebut menjelaskan mengenai obyektif dari penggunaan media online sebagai media baru. Menurut Hanny, ada lima hal yang menjadi obyektif dari penggunaan media baru tersebut. Kelimanya adalah listening, talking, energizing, supproting dan embracing. “Kelimanya tidak harus semua dipakai, tapi pilih salah satu yang tepat, sesuai dengan obyektif dari perusahaan,” jelas Hanny.
Hanny pun memberikan contoh perangkat apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai lima obyektif di atas. Perangkat Listening misalnya, berupa googlereader dan RSS—teknologi untuk memonitor berita. Talking dapat menggunakan perangkat blog, seperti wordpress dan blogger. Adapun Energizing, bisa menggunakan facebook, Myspace, Linkedin, Friendster, dan lainnya sebagai tools. Untuk obyektif Supporting, perangkat yang dapat dimanfaatkan adalah discussion group seperti google group, yahoo group, dan sebagainya. Terakhir, untuk obyektif Embracing, seluruh perangkat yang telah disebutkan di atas dapat menjadi pilihan (Use the channel above to do crowsourcing).
Dengan adanya perkembangan media baru ini maka kompetensi PR selayaknya tidak hanya terbatas pada penguasaan konseptual ( keahlian kognitif) tetapi juga ditambah dengan penguasaan (keahlian) teknis untuk mengoperasikan new media (media baru ) tersebut. PR tidak hanya bs menjadi seorang juru bicara (spoke person) namun di sisi lain dia juga memiliki kemampuan tuk dapat membuat sebuah konsep blog dan website dengan baik, memanfaatkan secara konstruktif media-media sosial yang ada, facebook misalnya, adalah smart media yang dapat kita pakai untuk menjaring networking sosial dengan para stakeholder kita, yahoo group atau google group dapat digunakan PR untuk menjaring pendapat (opini publik). Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media baru adalah beberapa kelemahan yang muncul, misalnya kemungkinan terjadinya delayed feedback (Snail Mail , misalnya).
Medium komunikasi yang lain face to face communcation , small group communication, large group communication dan media Pr yang lain tentu tetap diperlukan dan sifatnya tentu saja saling melengkapi, karena masing-masing media memiliki kelebihan dan kekurangan .
0 komentar:
Posting Komentar